Protein ternyata bisa mempengaruhi proses menurunkan berat badan seseorang yang sedang berdiet dan menjaga agar tetap fokus dan menghilangkan kebiasaan ngemil. Berikut ini manfaat protein seperti yang dilansir oleh DailyMail, Minggu (16/10/2011).
Peneliti dari Cambridge University dan University of Sydney merekrut 22 relawan dengan berat badan yang sehat dan berusia antara 18 dan 51 tahun kemudian meminta mereka tinggal dan makan di fasilitas yang telah disediakan.
Kesemua relawan diberi makanan yang terlihat sama, namun sebenarnya memiliki kadar protein yang berbeda. Makanan yang diberikan untuk sarapan adalah muffin gurih, tuna panggang dengan salad untuk makan siang dan pastel isi daging sapi atau spaghetti bolognaise dengan sayuran bersama makanan penutup untuk makan malamnya.
Jumlah lemak diatur agar tetap konstan pada kadar 30 persen dari total kalori dalam makanan, namun kadar karbohidrat disesuaikan pada kadar 45, 50 atau 60 persen dari makanan yang dikonsumsi.
Semua relawan melakukan jumlah latihan fisik yang sama, yaitu berjalan kaki selama satu jam sambil diawasi dan melakukan kegiatan yang sama agar mereka tidak makan karena bosan atau stres.
Masing-masing relawan diminta untuk menilai rasa lapar yang dirasakan pada waktu satu jam setelah makan. Hasilnya, kelompok yang memakan 15 persen protein merasa kenyang dua jam lebih lama dari kelompok yang memakan 10 persen protein.
Orang yang mengkonsumsi 10 persen protein memakan rata-rata 1.036 kalori ekstra per hari atau 260 kalori lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang memakan protein 15 persen. Tidak hanya makan lebih banyak, 70 persen dari kalori tambahan tersebut berasal dari camilan yang dikonsumsi di luar jam makan.
Rata-rata orang dewasa di Inggris memakan sekitar 12 persen protein dari asupan makanan hariannya. Jumlah ini telah dianggap menurun oleh banyak orang akibat digantikannya asupan protein oleh karbohidrat dari makanan olahan.
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manusia memiliki nafsu makan yang sangat kuat terhadap protein. Ketika kadar protein dalam makanan rendah, nafsu makan yang kuat ini dapat mendorong asupan energi yang berlebihan," kata Alison Grosby, peneliti dari University of Sydney.
Untuk menurunkan berat badan, ahli gizi merekomendasikan pengaturan menu makanan dengan komposisi: seperempat dari makanan adalah protein, seperempatnya lagi adalah karbohiodrat dan setengahnya adalah sayuran.
"Memakan sejumlah besar karbohidrat dan lemak seperti yang terkandung dalam minuman bersoda adalah faktor risiko utama obesitas dan mengencerkan kandungan protein sehingga akan meningkatkan nafsu makan. Kami tidak menganjurkan untuk memakan sejumlah besar protein atau menghilangkan asupan karbohidrat sama sekali," kata Dr. Susan Jebb, rekan penulis penelitian sekaligus Kepala Unit Penelitian Nutrisi Manusia di Cambridge.
"Asupan protein sebesar 15 persen dari jumlah makanan harian pasti cukup untuk mencegah orang makan berlebihan dan membantu menurunkan berat badan," imbuh Dr. Jebb
Kesemua relawan diberi makanan yang terlihat sama, namun sebenarnya memiliki kadar protein yang berbeda. Makanan yang diberikan untuk sarapan adalah muffin gurih, tuna panggang dengan salad untuk makan siang dan pastel isi daging sapi atau spaghetti bolognaise dengan sayuran bersama makanan penutup untuk makan malamnya.
Jumlah lemak diatur agar tetap konstan pada kadar 30 persen dari total kalori dalam makanan, namun kadar karbohidrat disesuaikan pada kadar 45, 50 atau 60 persen dari makanan yang dikonsumsi.
Semua relawan melakukan jumlah latihan fisik yang sama, yaitu berjalan kaki selama satu jam sambil diawasi dan melakukan kegiatan yang sama agar mereka tidak makan karena bosan atau stres.
Masing-masing relawan diminta untuk menilai rasa lapar yang dirasakan pada waktu satu jam setelah makan. Hasilnya, kelompok yang memakan 15 persen protein merasa kenyang dua jam lebih lama dari kelompok yang memakan 10 persen protein.
Orang yang mengkonsumsi 10 persen protein memakan rata-rata 1.036 kalori ekstra per hari atau 260 kalori lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang memakan protein 15 persen. Tidak hanya makan lebih banyak, 70 persen dari kalori tambahan tersebut berasal dari camilan yang dikonsumsi di luar jam makan.
Rata-rata orang dewasa di Inggris memakan sekitar 12 persen protein dari asupan makanan hariannya. Jumlah ini telah dianggap menurun oleh banyak orang akibat digantikannya asupan protein oleh karbohidrat dari makanan olahan.
"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manusia memiliki nafsu makan yang sangat kuat terhadap protein. Ketika kadar protein dalam makanan rendah, nafsu makan yang kuat ini dapat mendorong asupan energi yang berlebihan," kata Alison Grosby, peneliti dari University of Sydney.
Untuk menurunkan berat badan, ahli gizi merekomendasikan pengaturan menu makanan dengan komposisi: seperempat dari makanan adalah protein, seperempatnya lagi adalah karbohiodrat dan setengahnya adalah sayuran.
"Memakan sejumlah besar karbohidrat dan lemak seperti yang terkandung dalam minuman bersoda adalah faktor risiko utama obesitas dan mengencerkan kandungan protein sehingga akan meningkatkan nafsu makan. Kami tidak menganjurkan untuk memakan sejumlah besar protein atau menghilangkan asupan karbohidrat sama sekali," kata Dr. Susan Jebb, rekan penulis penelitian sekaligus Kepala Unit Penelitian Nutrisi Manusia di Cambridge.
"Asupan protein sebesar 15 persen dari jumlah makanan harian pasti cukup untuk mencegah orang makan berlebihan dan membantu menurunkan berat badan," imbuh Dr. Jebb